Keberhasilan Kloning Manusia = Kegagalan Agama?
April 26, 2009
Bisa dikatakan bahwa hampir semua ajaran Agama di dunia mengatakan bahwa manusia diciptakan melalui proses pertemuan sel
sperma dan telur dan diberi roh/jiwa oleh
Tuhan pada hari ke-X setelah masa masuknya sperma ke dalam sel telur.
Ajaran mengenai penciptaan manusia yang selanjutnya berhubungan dengan
kelahiran manusia di dunia merupakan sentral utama ajaran Agama
mengingat hidup dan mati merupakan misteri terbesar manusia sejak
manusia pertama kali menghuni bumi. Dari misteri kehidupan (lahir-mati)
manusia, maka ajaran untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan
menjadi pedoman bagi manusia yang telah diciptakan oleh Tuhan melalui
proses pertemuan sel sperma dan sel telur. Semua itu tercatat secara
jelas dalam kitab suci.
Salah satu kegiatan yang bertentangan langsung dengan intisari mayoritas ajaran Agama adalah kloning manusia. Kloning merupakan proses membuat (reproduksi) individu baru melalui rekayasa genetika secara aseksual (tanpa pertemuan sel sperma dan ovum).
Selama ini reproduksi aseksual hanya terjadi pada bakteri, serangga,
cacing planaria, tanaman. Dengan perkembangan bioteknologi, para ahli
genetika menemukan cara reproduksi makhluk tanpa harus melalui proses
pertemuan sperma dan sel ovum yakni dengan mereplikasi (meng-copy)
fragmen DNA yang akan dikloning dari sel suatu makhluk hidup seperti sel
rambut, tulang, otot, dll.
***
Misteri reproduksi makhluk tanpa melalui
perkawinan (aseksual) mulai menjadi perdebatan sengit ketika Ian Wilmut,
Keith Campbell dan tim di Roslin Institute – Skotlandia berhasil
mengkloning Domba Dolly pada tahun 1996.
Sebelumnya manusia telah berhasil
mengkloning kecebong (1952), Ikan (1963), Tikus (1986). Keberhasilan
kloning Dolly menuai kecaman sebagian besar penduduk dunia baik
institusi keagamaan, pemeluk agama, dunia kedokteran institusi riset
sejenis hingga pemerintahan tiap negara. Hal ini menyebabkan pengklonian
dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Sejak keberhasilan kloning Domba 1996,
muncullah hasil kloning lain pada Monyet (2000), Lembu “Gaur” (2001),
Sapi (2001), Kucing (2001) dan dikomersialkan pada 2004, Kuda (2003),
Anjing, serigala dan kerbau. Selain itu, beberapa lembaga riset telah
berhasil mengkloning bagian tubuh manusia seperti tangan. Kloning
bagian tubuh manusia dilakukan untuk kebutuhan medis, seperti tangan
yang hilang karena kecelakaan dapat dikloning baru, begitu juga jika
terjadi ginjal yang rusak (gagal ginal). Dan terakhir, ada dua berita
pengkloningan manusia yakni Dokter Italia Kloning Tiga Bayi dan Dr. Zavos Mulai Kloning Manusia. Berikut cuplikan beritanya dari kompas.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar